SPKS Tuntut Janji Perusahaan Sawit
Sanggau, BERKAT.
Sekitar tujuh ratusan masyarakat yang tergabung dalam Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dari 5 Kecamatan, Kembayan, Tayan Hulu, Paindu, Bonti dan Kapuas, Kamis, (21/6) kemarin, mendatangi Kantor Bupati Sanggau.
Dengan menggunakan belasan kendaraan roda 4 dan ratusan kendaraan roda 2, massa bermaksud bertemu langsung dengan Bupati Sanggau, Yansen Akun Effendy, SH, MBA, M.Sc, M.Si, untuk menyampaikan aspirasinya terhadap permasalahan yang timbul akibat dampak menjamurnya perusahaan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Sanggau.
Berbagai spanduk dan karton bertuliskan tuntutan, massa menyampaikan orasi di depan kantor bupati yang sudah dijaga oleh ratusan aparat kepolisian.
“Kami minta bupati segera hadir dihadapan masyarakat, jika tidak kami tetap akan menunggu walau harus menginap di sini,” teriak para pendemo.
Dalam tuntutannya, SPKS meminta agar Bupati Sanggau segera menurunkan tim khusus untuk menuntaskan permasalahan masyarakat petani kelapa sawit, selain itu mereka juga mendesak DPRD membentuk tim pansus untuk menangani masalah peserta petani kelapa sawit. Untuk menyampaikan tuntutan tersebut, mereka juga meminta bertemu langsung dengan Bupati Sanggau.
Selain tuntutan-tuntutan tersebut, SPKS meminta pemerintah untuk dapat segera menyelesaikan segala persoalan yang sering timbul dalam perkebunan kelapa sawit, diantaranya, mereka minta agar dikembalikannya tanah-tanah rakyat yang dirampas untuk perkebunan sawit, hapuskan sistem kredit untuk kebun plasma, hentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap petani, segera lakukan audit independen terhadap penggunaan dana KKPA, kembalikan dan negosiasi ulang tanah petani di kebun inti setelah selesai masa HGU perusahaan, menolak pembukaan perkebunan baru dan maksimalkan kebun yang sudah ada, serta revisi perda tentang pola kemitraan Kabupaten Sanggau yang proporsi yang tidak berpihak kepada petani.
“Kami ke sini minta keadilan, kembalikan tanah adat kami, hukum telah dipelacurkan, pejabat kaya, rakyat sengsara,” teriak orator disambut oleh peserta demo lainnya.
Di saat yang sama masyarakat adat menggelar ritual adap. Sementara massa sedang berorasi, beberapa perwakilan dari masing-masing kecamatan, melakukan audiensi langsung dengan Sekda Sanggau, Drs. F. Andeng Suseno, M.Si, di ruang pertemuan Sekda Sanggau, untuk mengemukakan segala tuntutan dimaksud dan meminta pemerintah dapat memberikan solusi dan mengabulkan tuntutan mereka.
“Saya tidak bisa untuk mengambil keputusan saat ini, berhubung pak bupati saat ini tidak berada di tempat karena sedang menemani Dirjen dari Jakarta di lapangan,” ujar Andeng didampingi Kapolsek Kapuas Iptu Sri Haryanto, Pasi Intel Kodim Letda Kahok, Camat Sosok dan Camat Patindu.
Andeng menambahkan akan menyampaikan segala tuntutan masyarakat petani sawit yang tergabung dalam SPKS kepada bupati untuk segera ditindaklanjuti.
“Saya akan telepon langsung Bupati, untuk memastikan kapan beliau pulang untuk membahas tuntutan yang ada,” lanjutnya langsung menelepon Bupati dengan HPnya, untuk menyampaikan kondisi yang ada.
Hingga berita ini diturunkan aksi demo masih terus berlangsung sambil menunggu kedatangan Bupati yang sedang melakukan kunjungan kerja mendampingi tamu dari Jakarta. (jon)
Berbagai spanduk dan karton bertuliskan tuntutan, massa menyampaikan orasi di depan kantor bupati yang sudah dijaga oleh ratusan aparat kepolisian.
“Kami minta bupati segera hadir dihadapan masyarakat, jika tidak kami tetap akan menunggu walau harus menginap di sini,” teriak para pendemo.
Dalam tuntutannya, SPKS meminta agar Bupati Sanggau segera menurunkan tim khusus untuk menuntaskan permasalahan masyarakat petani kelapa sawit, selain itu mereka juga mendesak DPRD membentuk tim pansus untuk menangani masalah peserta petani kelapa sawit. Untuk menyampaikan tuntutan tersebut, mereka juga meminta bertemu langsung dengan Bupati Sanggau.
Selain tuntutan-tuntutan tersebut, SPKS meminta pemerintah untuk dapat segera menyelesaikan segala persoalan yang sering timbul dalam perkebunan kelapa sawit, diantaranya, mereka minta agar dikembalikannya tanah-tanah rakyat yang dirampas untuk perkebunan sawit, hapuskan sistem kredit untuk kebun plasma, hentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap petani, segera lakukan audit independen terhadap penggunaan dana KKPA, kembalikan dan negosiasi ulang tanah petani di kebun inti setelah selesai masa HGU perusahaan, menolak pembukaan perkebunan baru dan maksimalkan kebun yang sudah ada, serta revisi perda tentang pola kemitraan Kabupaten Sanggau yang proporsi yang tidak berpihak kepada petani.
“Kami ke sini minta keadilan, kembalikan tanah adat kami, hukum telah dipelacurkan, pejabat kaya, rakyat sengsara,” teriak orator disambut oleh peserta demo lainnya.
Di saat yang sama masyarakat adat menggelar ritual adap. Sementara massa sedang berorasi, beberapa perwakilan dari masing-masing kecamatan, melakukan audiensi langsung dengan Sekda Sanggau, Drs. F. Andeng Suseno, M.Si, di ruang pertemuan Sekda Sanggau, untuk mengemukakan segala tuntutan dimaksud dan meminta pemerintah dapat memberikan solusi dan mengabulkan tuntutan mereka.
“Saya tidak bisa untuk mengambil keputusan saat ini, berhubung pak bupati saat ini tidak berada di tempat karena sedang menemani Dirjen dari Jakarta di lapangan,” ujar Andeng didampingi Kapolsek Kapuas Iptu Sri Haryanto, Pasi Intel Kodim Letda Kahok, Camat Sosok dan Camat Patindu.
Andeng menambahkan akan menyampaikan segala tuntutan masyarakat petani sawit yang tergabung dalam SPKS kepada bupati untuk segera ditindaklanjuti.
“Saya akan telepon langsung Bupati, untuk memastikan kapan beliau pulang untuk membahas tuntutan yang ada,” lanjutnya langsung menelepon Bupati dengan HPnya, untuk menyampaikan kondisi yang ada.
Hingga berita ini diturunkan aksi demo masih terus berlangsung sambil menunggu kedatangan Bupati yang sedang melakukan kunjungan kerja mendampingi tamu dari Jakarta. (jon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar